Selasa, 19 Mei 2015

Beza Antara Pengijazahan dan Pengisian Suatu Amalan


Didalam ilmu batin/hikmah sangat penting untuk diketahui apa perbedaan antara pengijazahan dan pengisian dalam suatu keilmuan. Kami yakin siapapun Anda yang telah mengenal ilmu kebatinan pasti pernah mendengar atau mungkin membaca di artikel, di koran, website atau iklan klenik tentang kata-kata pengijazahan akbar hizib, pengijazahan asmak, pengisian ilmu doa istimewa, pengisian ilmu mahabah  dan pengijazahan atau pengisian ilmu metafisika lainnya, namun tahukah anda bahwa definisi dan arti pengijazahan dan atau pengisian keilmuan metafisika baik itu hizib, asmak, mantra dan lainnya memiliki arti yang berbeda.
 
Pada artikel kali ini akan menjelaskan perbedaan antara  “pengisian” dan “pengijazahan” pada suatu keilmuan sesuai apa yang kami pahami, dan artikel ini hanya sebatas pengetahuan saja agar Anda yang akan memperdalam ilmu batin faham arti perbedaan antara dua kata tersebut.
Pengijazahan Suatu Amalan
Dalam dunia metafisika atau dunia kebatinan sering Anda dengar kata pengijazahan bukan?, dan apa Anda tahu maksud dari kata ijazah? Dan untuk apa ijazah dilakukan? dan kami disini akan menjelaskan sedikit arti ijazah itu sendiri yaitu bisa dibilang wewenang atau hak, sama seperti halnya ketika Anda sekolah demi mendapat ijazah atau hak atas status Anda sebagai murid sekolah atau perguruan tinggi tertentu.
Dan maksud pengijazahan dalam dunia kebatinan tak lain adalah diberikannya wewenang kepada Anda atas amalan seseorang entah itu Ulama’, Syekh, Kyai, Paranormal, Bomoh alias Dukun, Ustad atau lainnya, artinya pemilik amalan tertentu seperti Hizib, Asmak, dll telah memberikan izin kepada pihak Anda untuk mengamalkan amalan yang dia miliki untuk diamalkan.
Jadi bisa dibilang pengijazahan hanya sebatas pemberian hak untuk di amalkannya suatu disiplin ilmu tanpa adanya pengisian atau transfer energi, dan syarat untuk  mengijazahkan suatu keilmuan pengijazah ilmu harus sudah pernah mengamalkan ilmu yang di ijazahkan walaupun hanya 1x saja seumur hidup.Jika pemberi/orang yang mengijazahi belum pernah mengamalkan amalan yang di ijazahkan sama sekali itu tidak lagi disebut pengijazahan tetapi sebatas pemberian informasi, logikanya sebagaoi contoh bagaimana seorang guru menyarankan muridnya untuk belajar suatu keilmuan tetapi gurunya sendiri belum pernah memahami atau bahkan menguasai keilmuan tersebut, resikonya apa dan bagaimana, kesalahan otomatis guru tidak bisa menjawabnya karena dia sendiri belum tahu plus minus dari ilmu tersebut.
 
Pengisian Suatu Amalan
Dilihat dari kalimatnya “pengisian suatu keilmuan” nampaknya tak ubah seperti mengisi air dalam gelas atau mengisi suatu benda kedalam wadah kok bisa bisa ilmu di isikan? Berati ia hebat bisa mengisi keilmuan?, yang dimaksudkan disini ialah Pengisian suatu keilmuan Hizib, Asmak, dll pada dasarnya yang di isikan adalah energi mentahnya bisa dibilang khadamnya jadi bukan di isikan utuh keilmuannya. Tidaklah seperti pengisian suatu keilmuan matematika langsung dimasukkan tanpa belajar, kalau mengisi keilmuan seperti ini bisa mana mungkin ada orang bodoh semua pasti pintar.
Dan maksud sejelasnya yaitu, pengisian suatu keilmuan Hizib, Asmak, dll pada dasarnya yang di isikan adalah energi mentahnya bisa dibilang khadamnya jadi bukan di isikan utuh keilmuannya.
Seperti yang pernah Anda dengar mengenai kata mie instan, makanan instan dan segala instan-instan yang lainnya, apakah dengan kata dan definisi “makanan instan” maka makanan tersebut langsung siap di makan? seperti mie instan. Apa mungkin dalam Anda beli langsung bisa dimakan, tanpa diolah? tentu tidak meskipun makanan tersebut sudah siap saji alias instan tetapi tetap harus harus Anda olah sesuai petunjuk dari merk produk tersebut bukan?
Begitu juga dengan pengisian keilmuan metafisika, walaupun energi amalan, wirid atau do’a dimasukkan tentunya harus di kelola terlebih dahulu agar ilmu yang di isikan bisa dirasakan tuah maupun manfaatnya, lantas bagaimana mengelolanya? tentunya yang bisa menjawab adalah masing masing pengisi keilmuan.
Pengisian keilmuan ini bisa menjadi aktif bisa juga menjadi pasif, aktif dengan kata lain energi yang diisikan bisa digunakan kapanpun ketika kita menginginkannya, dan pasif artinya kekuatan yang diisikan hanya akan keluar ketika dalam keadaan tertentu semisal dalam keadaan terjepit bahaya, kepepet, terpojok dan lain sebagainya.
Itulah sekilas penjabaran serta perbedaan antara “pengijazahan dan pengisian” yang sering diiklankan oleh paranormal, jadi agar tidak salah tafsir pengijazahan yaitu diberikannya hak kepada anda agar didalam mengamalkan keilmuan mereka, dan mereka pemilik keilmuan tidak mengisikan energi keilmuan tersebut kepada Anda, pengisian yaitu kita di isikan energi dari amalan atau do’a tertentu agar kita memiliki kemampuan dari kekuatan ilmu tersebut, umumnya pengisian disertai pengijazahan yaitu Anda di beri energi kekuatan amalan dan diberikan hak untuk mengamalkan amalan tersebut agar energi yang diisikan semakin kuat, tetapi ada juga yang pengisian tanpa disertai pengijazahan yaitu hanya diisi energi (seperti kebal) tetapi tidak diberi amalannya, jadi cuman diberi energinya saja.
Lalu manakah yang terbaik antara, pangijazahan, pengisian biasa atau pengisian yang disertai pengijazahan? tergantung kondisi, semua bisa mengatakan pengijazahan terbaik, pengisian terbaik atau bahkan pengisian dengan pengijazahan yang terbaik, namun bagi kami  pengisian dan pengiijazahan itu yang terbaik, karena disamping Anda sudah memperoleh energi amalan suatun ilmu maka anda tinggal meneruskan dengan disiplin dan aturan ilmu tersebut seperti membaca atau mewiridkan amalan misalnya: kalaupun  harus dilakukan tirakat dalam suatu keilmuan tertentu maka pengisian yang disertai pengijazahan akan lebih cepat berhasil daripada pengijazahan biasa.

1 ulasan: